SMAN 1 Godean Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menjalankan program sekolah Adiwiyata sejak tahun 2018.

Program Adiwiyata akan tetap dilaksanakan di sekolah selama masa pandemi Covid-19. Tujuannya tak lain adalah menjadi sekolah Adiwiyata di tingkat nasional.

Tujuan lain yang tidak kalah pentingnya adalah menjadikan adiwiyata ini sebagai wadah

peningkatan pembentukan karakter siswa.

Baca Juga: Mari Simak Program Adiwiyata SMAN 1 Godean DIY di Tengah Pandemi

Demikian disampaikan Kepala SMAN 1 Godean Sleman DIY, Dra. Anies Rachmania Sri Secondaria, M.Pd., di Kompas.com, Jumat (25 Juni 2021).

Menurutnya, Sekolah Adiwiyata merupakan program yang dicanangkan Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

“Jadi tujuan dari program ini bukan hanya untuk membersihkan sampah. Tapi bagaimana caranya agar semua warga sekolah, terutama siswa, terbiasa lebih peka dan peduli terhadap lingkungan,” jelas Anies.

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran
Biaya sekolah

Tetapi bagaimana Anda mencapai tujuan ini?

Anies mengatakan, sudah banyak upaya yang dilakukan guru dan siswa.

Salah satunya terkait pengelolaan sampah. Pihaknya masih mengajak mahasiswa untuk membiasakan memilah sampah menjadi tiga bagian, yaitu:

plastik
kertas
lembaran

Dijelaskannya, di masa pandemi ini, sebagian siswa masih datang ke sekolah untuk beraktivitas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan tentunya.

Siswa yang berada di sekolah dan membawa makanan, sampah masih perlu dipilah dengan baik. Karena sampah dikumpulkan di bank sampah dan ditimbang secara terpisah menurut sampah plastik dan kertas.

“Di akhir semester dievaluasi data jumlah sampah per kelas. Mereka diberikan penghargaan untuk kelas yang menghasilkan sampah plastik paling sedikit atau paling ringan,” jelasnya.

Namun bagaimana dengan sampah daun di lingkungan sekolah? Anies menuturkan, serpihan daun dikumpulkan kemudian diparut dan dijadikan kompos atau substrat tanam.

Baca juga: SMAN 1 Pakem DIY Bertekad Menerapkan SKS. Mari kita lihat berbagai inovasinya

Kompos tersebut kemudian digunakan sebagai media tanam di pot tanaman dan di rumah kaca. Di sana para siswa juga diajari cara bercocok tanam.

Tanaman yang sudah dewasa dipindahkan ke lahan di lingkungan sekolah. Ini bertujuan untuk memiliki pohon tambahan yang ditanam setiap tahun.

“Pada tahun 2021, kami dari Dinas Pertanian mendukung 50 pohon jambu biji sebagai tanaman peneduh tambahan selain tanaman yang kami tanam di rumah kaca. Itu bagian dari program sekolah Adiwiyata,” ujarnya.

Anies Rachmania yang bergabung dengan SMAN 1 Godean sejak tahun 2020 bertanggung jawab untuk mendorong program tersebut ke depan.

Karena pada tahun 2018 program sekolah Adiwiyata hanya di tingkat Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, ia segera mendorong warga sekolah untuk melanjutkan Sekolah Adiviyata di tingkat nasional.
Ada lomba kerajinan barang bekas

Salah satu guru bahasa Jawa yang juga membangun bank sampah SMAN 1 Godean, Widiyati, S.Pd., mengatakan secara tidak langsung seluruh warga sekolah positif terhadap lingkungan.

“Karakter positif itu muncul dari kecintaan pada kebersihan, kecintaan pada tanaman dan efeknya menciptakan lingkungan yang asri, sejuk, asri, dan nyaman,” ujarnya.

Selain itu, dengan mendukung program adiwiyata, OSIS turut berkontribusi dalam inovasi dengan mengadakan kompetisi membuat kerajinan tangan dari barang bekas.

Hasil karya siswa berupa kerajinan tangan dapat dimanfaatkan. Dari kertas bekas misalnya tas, bunga hias, miniatur rumah atau botol plastik bisa disulap menjadi pot bunga.

Baca Juga: SMA Di Lereng Gunung Merapi Ini Akan Bawa 61 Siswa Lulus SBMPTN 2021

Ini memberi siswa pelajaran tentang cara menangani sampah anorganik, dari yang tidak berharga hingga yang bernilai guna hingga bernilai eceran.

LIHAT JUGA :

serverharga.com
wikidpr.id
riaumandiri.id
dekranasdadkijakarta.id
finland.or.id
cides.or.id