Apakah Manusia Bisa Berpikir Tanpa Berkata-kata? Ini Penjelasan Studi

Bahasa jadi salah satunya metode buat manusia dalam ekspresikan ingatan yang berada pada kepala. Cendekiawan yakin jika potensi bahasa ini udah jadi ketaksamaan yang terang di antara manusia serta makhluk lain. Namun apa manusia dapat pikir tiada kalimat atau bahasa?

Seorang psikiater di University of Nevada, Las Vegas, Russell Hurlburt, melaksanakan analisis untuk mendalami bagaimana orang merangkum ingatan. Terhitung mendalami pertalian di antara ingatan serta bahasa.

“Sebagian orang tidak punya monolog batin, yang memiliki arti mereka tidak bercakap terhadap diri sendiri di kepala mereka,” jelasnya diambil dari Live Science.

Kecuali study Hurlburt, analisis lain pun memperlihatkan jika orang tidak memanfaatkan daerah bahasa di otak mereka waktu melakukan masalah nalar tiada kata.

Bukti anyar ini udah memajukan banyak periset untuk memperhitungkan kembali analisis lama cendekiawan mengenai bagaimana manusia pikir serta apa andil bahasa pada proses itu.

Di tahun 2008, Hurlburt serta rekanannya membikin istilah “pikiran tiada lambang” di jurnal Consciousness and Cognition. Pikiran tiada lambang yakni type proses kognitif yang terjadi tiada pemakaian kalimat.

“Mendalami bahasa serta kognisi termasyhur susah, sejumlah karena benar-benar susah untuk diperjelas. Beberapa orang memanfaatkan kalimat yang serupa untuk memvisualisasikan pengalaman batin yang paling tidak sama,” kata Hurlburt.

“Banyak orang tidak jelas jika mereka berperan dalam pikiran yang tidak diikonkan, bahkan juga orang yang kerap berperan didalamnya,” timpalnya.

Serta karena beberapa orang demikian terjerat dalam ingatan sendiri serta tidak bisa dengan cara langsung terhubung ingatan pihak lain, jadi perihal ini bisa menyebabkan analisis jika proses pikir yang terjadi dalam kepala sendiri memiliki sifat universal.

Tapi, beberapa laboratorium, seperti Fedorenko, tengah meningkatkan metode yang lebih bagus untuk memperhatikan serta menghitung pertalian di antara bahasa serta ingatan.

Tehnologi kekinian seperti pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) serta mikroskop memberikan banyak periset lukisan yang lumayan bagus mengenai sisi manakah dari otak manusia yang sama dengan kegunaan yang berlainan.

Contohnya, banyak cendekiawan saat ini tahu jika otak kecil mengendalikan kesetimbangan serta bodi, dan lobus oksipital menanggulangi sejumlah besar pemrosesan visual.

Dalam lobus yang semakin luas ini, pakar saraf udah sanggup memperhitungkan serta mempetakan daerah fungsional yang lebih rinci yang berkaitan dengan perihal-perihal seperti ingatan periode panjang, penalaran spasial, serta perkataan.

Analisis Fedorenko pertimbangkan peta otak berkaitan dengan pemrosesan bahasa yang penting aktif setiap waktu seorang memanfaatkan nalar untuk pecahkan soal.

Hasilnya, periset mendapatkan jika wilayah otak peserta yang berkaitan dalam bahasa tidak aktif waktu mereka pecahkan soal. Lewat kata lain, mereka berdalih tiada kalimat.

Analisis seperti Fedorenko, Hurlburt dll ini memperlihatkan jika bahasa tidak penting untuk kognisi manusia. Penemuan ini jadi poin utama untuk mengerti situasi neurologis tertentu, seperti afasia.

“Anda bisa menyingkirkan skema bahasa, serta banyak argumen bisa berjalan dengan normal. Tapi, itu tak berarti jika bahasa bakal menyulitkan,” papar Fedorenko.

spdindonesia.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *